Selasa, 19 April 2016

Gejala rumah kaca

A. Gejala efek rumah kaca

Sinar matahari merupakan sumber utama energi bagi organisme hidup dan juga membantu menjaga suhu bumi tetap hangat. Sinar matahari yang dipancarkan ke permukaan bumi sebagian diserap dan sebagian dipantulkan kembali ke atmosfer. Sinar matahari yang dipantulkan disebut sebagai radiasi inframerah, lalu ditangkap oleh ‘gas rumah kaca’ yang membantu menjaga atmosfer tetaphangat.Gas-gas rumah kaca terdiri dari karbonmonoksida, karbondioksida, metana, dan air-uap.
Meskipun gas-gas tersebut hanya mempunyai komposisi sekitar 1% dari atmosfer, namun mereka berperan penting dalam menjaga keseimbangan ekologi dan mempertahankan kehidupan di planet bumi. Tanpa kehadiran gas-gas rumah kaca, suhu bumi akan menjadi lebih rendah dari 30° C, dan tidak mungkin terdapat kehidupan di bumi. Efek rumah kaca dapat dianggap sebagai suatu proses dimana alam mempertahankan keseimbangan di atmosfer. Namun, aktivitas manusia dalam seratus tahun terakhir telah menyebabkan peningkatan persentase gas rumah kaca di atmosfer, yang pada gilirannya meningkatkan suhu rata-rata di bumi.
Di bumi , radiasi panas yang berasal dari matahri ke bumi diumpamakan seperti menembus dinding kaca pada rumah kaca. Radiasi panas tersebut tidak diserap seharusnya oleh bumi. Sebagian radiasi dipantulkan oleh benda-benda yang berada di permukaan bumi ke ruang angkasa. Radiasi panas yang dipantulkan kembali keruang angkasa merupakan radiasi inframerah. Radiasi inframerah tersebut dapat diserap oleh gas penyerap panas. Gas penyerap kaca yang sangat penting adalah H2O dan CO2. H2O dan CO2 tidak bisa menyerap seluruh radiasi inframerah sehingga sebagian dipantulkan ke bumi.keadaan inilah yang menyebabkan suhu di bumi meningkat dan terjadilah pemanasan global.
Beberapa faktor yang menyebabkan efek rumah kaca :

1. Penggundulan hutan
Penggundulan hutan dapat menyebabkan  tidak terdapat tumbuhan yang menyerap karbondiksida yang digunakan dalam proses fotosintesis. Penggundulan hutan terjadi akibat kebutuhan lahan untuk perumahan, pertanian dan berbagai macam infrastruktur.
2. Bahan Bakar Fosil 
Gas hasil pembakaran bahan bakar fosil berkontribusi terhadap penambahan gas rumah kaca yang pada gilirannya memicu pemanasan global. Peralatan listrik Contoh peralatan listirik penghasil gas rumah kaca salah satunya adalah lemari es. Lemari es model lama menggunakan gas CFC atau  Chlorofluorocarbon. Gas CFC yang terlepas ke atmosfer dapat berperan sebagai gas rumah kaca yang memicu peningkatan suhu bumi. Pertumbuhan penduduk adalah salah satu penyebab utama efek rumah kaca. Dengan meningkatnya populasi, dapat meningkatkan kebutuhan juga. Hal ini meningkatkan produksi dan proses industri yang menyebabkan peningkatan pelepasan gas industri yang mengkatalisis efek rumah kaca.


Gejala Pemanasan Global

Ada beberapa fenomena alam yang dirasakan dalam kejadian-kejadian berikut, yang merupakan beberapa gejala pemanasan global :

1. Kebakaran hutan besar-besaran

Bukan hanya di Indonesia, sejumlah hutan di Amerika Serikat juga terbakar ludes. Kebakaran hutan meluluhlantahkan lebih banyak area dalam tempo yang lebih lama juga. Ilmuwan mengaitkan kebakaran yang merajalela ini dengan temperatur yang kian panas dan salju yang meleleh lebih cepat. Musim semi datang lebih awal sehingga salju meleleh lebih awal juga. Area hutan lebih kering dari biasanya dan lebih mudah terbakar.

2. Situs purbakala cepat rusak

Akibat alam yang tak bersahabat, sejumlah kuil, situs bersejarah, candi dan artefak lain lebih cepat rusak dibandingkan beberapa waktu silam, banjir, suhu yang ekstrim dan pasang laut menyebabkan itu semua.

3. Ketinggian gunung berkurang

Tanpa disadari banyak orang, Pegunungan Alpen mengalami penyusutan ketinggian. Ini disebabkan melelehnya es di puncaknya. Selama ratusan tahun, bobot lapisan es telah mendorong permukaan bumi akibat tekanannya. Saat lapisan es meleleh, bobot ini terangkat dan permukaan perlahan terangkat kembali.

4. Satelit bergerak lebih cepat

Emisi karbon dioksida membuat planet lebih cepat panas, bahkan berimbas ke ruang angkasa. Udara di bagian terluar atmosfer sangat tipis, tapi dengan jumlah karbondioksida yang bertambah, maka molekul di atmosfer bagian atas menyatu lebih lambat dan cenderung memancarkan energi dan mendinginkan udara sekitarnya. Makin banyak karbondioksida diatas sana, maka atmosfer menciptakan lebih banyak dorongan, dan satelit bergerak lebih cepat.

5. Hanya yang terkuat yang bertahan

Akibat musim yang kian tak menentu, maka hanya makhluk hidup yang kuatlah yang bisa bertahan hidup. Misalnya, tanaman berbunga lebih cepat di tahun ini, maka migrasi sejumlah hewan lebih cepat terjadi. Mereka yang bergerak lambat akan kehilangan makanan, sementara mereka yang lebih tangkas bisa bertahan hidup. Hal serupa berlaku bagi semua makhluk hidup termasuk manusia.

6. Pelelehan besar-besaran

Bukan hanya temperatur planet yang memicu pelelehan gunung es, tapi juga semua lapisan tanah yang selama ini membeku. Pelelehan ini memicu dasar tanah mengkerut tak menentu sehingga menimbulkan lubang-lubang dan merusak struktur seperti jalur kereta api, jalan raya, dan rumah-rumah imbas dari ketidakstabilan ini pada dataran tinggi seperti pegunungan bahkan bisa menyebabkan keruntuhan batuan.

7. Keganjilan di daerah kutub

Hilangnya 125 danau di Kutub Utara beberapa dekade silam memunculkan ide bahwa pemanasan global terjadi lebih ramai di daerah kutub. Riset di sekitar sumber air yang hilang tersebut memperlihatkan kemungkinan mencairnya bagian beku dasar bumi.

8. Mekarnya tumbuhan di Kutub Utara

Saat pelelehan Kutub Utara memicu problem pada tanaman dan hewan di dataran yang lebih rendah, tercipta pula situasi yang sama dengan saat matahari terbenam pada biota Kutub Utara. Tanaman disitu yang dulu terperangkap dalam es kini tidak lagi dan mulai tumbuh. Ilmuwan menemukan terjadinya peningkatan pembentukan fotosintesis di sejumlah tanah sekitar dibanding dengan tanah di era purba.

9. Habitat makhluk hidup pindah ke dataran lebih tinggi

Ilmuwan menemukan beberapa hewan telah berpindah ke dataran lebih tinggi akibat pemanasan global

10. Peningkatan kasus alergi

Di beberapa tempat kasus alergi dan asma mengalami peningkatan. Tingginya level CO2 dan temperatur merupakan pemicunya.
      
B. SAAT MENDUNG UDARA MENJADI PANAS

Ketika awan terlihat hitam (mendung), terjadi proses perubahan uap air (gas) lalu berubah menjadi cair. Pada proses ini dilepaskan sejumlah panas ke udara. Awan yang mendung biasanya tidak terlalu tinggi dibandingkan awan yang putih, sehingga semakin dekat jaraknya ke permukaan bumi, efek panas yang dilepaskan semakin terasa. Kondisi ini akan lebih panas jika sebelumnya matahari bersinar terik, sehingga panas yang kita rasakan adalah akumulasi dari pelepasan energi dari perubahan fase uap air menjadi air dan energi panas sisa yang dipancarkan bumi.
menurut badan meteorologi dan genetika di bandung, hali ini diakibatkan dari awan mendung yang mempersempit jumlah luas area yang tersedia untuk menyerap energi matahari . sisa energi yang tidak diserap , akan kembali ke permukaan bumi sehingga udara dimalam hari akan terasa panas.
Beberapa saat sebelum hujan biasanya kita merasa gerah. Sebenarnya bukan suhu udara menjadi lebih panas, tetapi kelembaban udara udara yang menurun. Kelembaban udara berasosiasi dengan banyaknya uap air di udara (uap bukan air). Pada kondisi dimana kita merasa gerah berarti uap air di sekitar kita berkurang. Ini terjadi karena adanya ekspansi adiabatis di mana uap air bergerak lebih cepat ke atmosfer.
Ekspansi adibatis merupakan fenomena fisis yang melukiskan pergerakan massa udara secara vertikal. Hal ini ini terjadi karena suhu massa udara di permukaan lebih panas dari lingkungannya. Karena lebih panas maka massa jenisnya menjadi lebih ringan sehingga akan bergerak naik.
Pada kondisi lainnya pada saat uap air mengembun menjadi titik-titik air dalam awan akan terjadi pelepasan panas laten. Lepasnya panas laten ke atmosfer akan menaikkan suhu udara.
Panas laten adalah panas yang dikandung uap air pada saat terjadinya penguapan di permukaan bumi. Nah lepasnya panas laten tersebut membuat suhu udara tidak berkurang walaupun sinar matahari sebagai sumber panas di bumi telah tertutup awan.
Selanjutnya jika proses fisis di dalam awan tidak "terganggu" makan akan turun hujan. Tetapi proses terjadinya hujan yang dimulai dari ekspansi adiabatis hanya terjadi dalam radius 5-10 km. Karna awan penyebabnya adalah awan jenis cumuliform yang tumbuh secara vertikal. Hujan yang turun dari awan jenis ini sifatnya deras, waktunya singkat dan area yang kurang luas, radius 5-10 km.


Sumber :
https://dwideasy.wordpress.com/2014/04/03/gejala-efek-rumah-kaca/
http://edukasifisikasmp.blogspot.co.id/2011/11/mengapa-sebelum-hujan-badan-kita-gerah.html?m=1
http://himaki.web.unej.ac.id/2016/01/23/mengapa-terasa-gerah-saat-mendung/

1 komentar: