Jumat, 16 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar


A.   PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

Di Indonesia istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan sebagai pengganti istilah basic “humanitiesm” atau bahasa Inggrisnya “the Humanities” yang artinya manusia, berbudaya dan halus dan dalam bahasa latin yaitu “humnus“. Diharapkan seseorang akan menjadi lebih berbudaya, lebih halus dan lebih manusiawi dengan mempelajari the humanities.  Jadi ilmu budaya dasar adalah  pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

                                          B.   PENGERTIAN PSIKOLOGI

Psikologi  adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari perilaku,sebagai manifestasi dari kesadaran, proses, mental, aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional.

  C.   KAITAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN PSIKOLOGI

Pada awal perkembangannya, ilmu psikologi tidak menaruh perhatian terhadap budaya. Baru sesudah tahun 50-an budaya memperoleh perhatian. Namun baru pada tahun 70-an ke atas budaya benar-benar memperoleh perhatian. Pada saat ini diyakini bahwa budaya memainkan peranan penting dalam aspek psikologis manusia. Oleh karena itu pengembangan ilmu psikologi yang mengabaikan faktor budaya dipertanyakan kebermaknaannya.
Triandis (2002) misalnya, menegaskan bahwa psikologi sosial hanya dapat bermakna apabila dilakukan lintas budaya. Hal tersebut juga berlaku bagi cabang-cabang ilmu psikologi lainnya.

 D.   SEBENARNYA BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA PSIKOLOGI DAN BUDAYA?

Secara sederhana Triandis (1994) membuat kerangka sederhana bagaimana hubungan antara budaya dan perilaku sosial.

Ekologi - budaya - sosialisasi - kepribadian – perilaku

Sementara itu Berry, Segall, Dasen, & Poortinga (1999) mengembangkan sebuah kerangka untuk memahami bagaimana sebuah perilaku dan keadaan psikologis terbentuk dalam keadaan yang berbeda-beda antar budaya. Kondisi ekologi yang terdiri dari lingkungan fisik, kondisi geografis, iklim, serta flora dan fauna, bersama-sama dengan kondisi lingkungan sosial-politik dan adaptasi biologis dan adaptasi kultural merupakan dasar bagi terbentuknya perilaku dan karakter psikologis. Ketiga hal tersebut kemudian akan melahirkan pengaruh ekologi, genetika, transmisi budaya dan pembelajaran budaya, yang bersama-sama akan melahirkan suatu perilaku dan karakter psikologis tertentu.

Pada dasarnya kebudayaan pada suatu masyarakat merupakan perwujudan manusiawi dari individu-individu yang berada dalam masyarakat pendukungnya, sehingga permasalahan kebudayaan akan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan pola pikir dan kebutuhan manusia yang sudah barang tentu tidak bisa lepas dari aspek psikologis dan kepribadian dari orang-orang dalam masyarakat tersebut. Dalam konsep yang paling dominan kebudayaan dapat dimaknai sebagai fenomena material, sehingga menurut faham ini pemahaman dan pemaknaan kebudayaan lebih banyak dicermati sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1980 : 193).
Sejalan dengan pengertian tersebut maka tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat akan terikat oleh kebudayaan yang terlihat wujudnya dalam berbagai pranata yang berfungsi sebagai mekanisme kontrol bagi tingkah laku manusia (Geertz, 1973).
  Sehingga dari pengertian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa suatu budaya dapat mempengaruhi psikologi seseorang. Secara tidak langsung adalah dalam proses adaftasi setiap individu dengan lingkungan dan kebiasaannya. Sehingga terbentuknya sikap dan tingkah laku individu dalam suatu masyarakat yang memperlihatkan psikologi setiap individu dengan lingkungan.

E.  Kenapa Ilmu Budaya Dasar harus dipelajari oleh Mahasiswa Psikologi ?

Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana Psikologi. Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana Psikologi yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :   Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatife pemecahannya. 


     F.   Harapan dari Pembelajaran Ilmu Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Psikologi

 Mata kuliah ilmu budaya dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nila, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari hari.
Kegunaan mata kuliah ini, agar lulusan sarjana Psikologi dapat mempunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan. Adanya kesamaan ini diharapkan, agar interaksi antara intelektual kita lebih sering dengan akibat yang positif bagi pembangunan negara kita pada umumnya dan perbaikan pendidikan pada khususnya.
Mata kuliah ini diharapkan dapat membuat para mahasiswa psikologi memiliki latar belakang yang luas tentang budaya indonesia, dan diharapkan turut mendukung dan mengembangkan kebudayaan itu sendiri dengan kreatif.  Dengan adanya mata kuliah ini mahasiswa diharapkan

  •        Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yangterjadi disekitarnya dan diluar lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya sendiri dan mengapa
  •       Kesadaran akan pola – pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari – hari
  •        Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri
  •        Keberanian moral untuk mempertaruhkan nilai-nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan



          G.   Contoh Fenomena yang Terjadi di Masyarakat

KEKERASAN PADA SISWA

Kekerasan dapat terjadi dimana saja, termasuk di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh UNICEF (2006) di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 80% kekerasan yang terjadi pada siswa dilakukan oleh guru. Belakangan ini masyarakat dikejutkan dengan berita mengenai seorang guru yang menganiaya salah satu siswanya akibatnya siswa tersebut harus dirawat di rumah sakit. Di televisi juga pernah marak diberitakan mengenai siswa yang melakukan kekerasan pada siswa lainnya. Hal ini, tentunya cukup mengejutkan bagi kita. Kita tahu bahwa sekolah merupakan tempat siswa menimba ilmu pengetahuan dan seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa. Namun ternyata di beberapa sekolah terjadi kasus kekerasan pada siswa yang dilakukan oleh sesama siswa, guru atau pihak lain di dalam lingkungan sekolah.
Padahal cara ini bisa menyebabkan trauma psikologis, atau siswa akan menyimpan dendam, makin kebal terhadap hukuman, dan cenderung melampiaskan kemarahan dan agresi terhadap siswa lain yang dianggap lemah. Lingkaran negatif ini jika terus berputar bisa melanggengkan budaya kekerasan di masyarakat.

SUMBER :

Tidak ada komentar:

Posting Komentar