Jumat, 16 Oktober 2015

Ilmu Budaya Dasar


A.   PENGERTIAN ILMU BUDAYA DASAR

Di Indonesia istilah Ilmu Budaya Dasar dikembangkan sebagai pengganti istilah basic “humanitiesm” atau bahasa Inggrisnya “the Humanities” yang artinya manusia, berbudaya dan halus dan dalam bahasa latin yaitu “humnus“. Diharapkan seseorang akan menjadi lebih berbudaya, lebih halus dan lebih manusiawi dengan mempelajari the humanities.  Jadi ilmu budaya dasar adalah  pengetahuan yang diharapkan dapat memberikan pengetahuan dasar dan pengertian umum tentang konsep-konsep yang dikembangkan untuk mengkaji masalah-masalah manusia dan kebudayaan.

                                          B.   PENGERTIAN PSIKOLOGI

Psikologi  adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari perilaku,sebagai manifestasi dari kesadaran, proses, mental, aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional.

  C.   KAITAN ILMU BUDAYA DASAR DENGAN PSIKOLOGI

Pada awal perkembangannya, ilmu psikologi tidak menaruh perhatian terhadap budaya. Baru sesudah tahun 50-an budaya memperoleh perhatian. Namun baru pada tahun 70-an ke atas budaya benar-benar memperoleh perhatian. Pada saat ini diyakini bahwa budaya memainkan peranan penting dalam aspek psikologis manusia. Oleh karena itu pengembangan ilmu psikologi yang mengabaikan faktor budaya dipertanyakan kebermaknaannya.
Triandis (2002) misalnya, menegaskan bahwa psikologi sosial hanya dapat bermakna apabila dilakukan lintas budaya. Hal tersebut juga berlaku bagi cabang-cabang ilmu psikologi lainnya.

 D.   SEBENARNYA BAGAIMANA HUBUNGAN ANTARA PSIKOLOGI DAN BUDAYA?

Secara sederhana Triandis (1994) membuat kerangka sederhana bagaimana hubungan antara budaya dan perilaku sosial.

Ekologi - budaya - sosialisasi - kepribadian – perilaku

Sementara itu Berry, Segall, Dasen, & Poortinga (1999) mengembangkan sebuah kerangka untuk memahami bagaimana sebuah perilaku dan keadaan psikologis terbentuk dalam keadaan yang berbeda-beda antar budaya. Kondisi ekologi yang terdiri dari lingkungan fisik, kondisi geografis, iklim, serta flora dan fauna, bersama-sama dengan kondisi lingkungan sosial-politik dan adaptasi biologis dan adaptasi kultural merupakan dasar bagi terbentuknya perilaku dan karakter psikologis. Ketiga hal tersebut kemudian akan melahirkan pengaruh ekologi, genetika, transmisi budaya dan pembelajaran budaya, yang bersama-sama akan melahirkan suatu perilaku dan karakter psikologis tertentu.

Pada dasarnya kebudayaan pada suatu masyarakat merupakan perwujudan manusiawi dari individu-individu yang berada dalam masyarakat pendukungnya, sehingga permasalahan kebudayaan akan selalu berkembang sejalan dengan perkembangan pola pikir dan kebutuhan manusia yang sudah barang tentu tidak bisa lepas dari aspek psikologis dan kepribadian dari orang-orang dalam masyarakat tersebut. Dalam konsep yang paling dominan kebudayaan dapat dimaknai sebagai fenomena material, sehingga menurut faham ini pemahaman dan pemaknaan kebudayaan lebih banyak dicermati sebagai keseluruhan system gagasan, tindakan dan hasil karya manusia dalam rangka kehidupan masyarakat yang dijadikan milik diri manusia dengan belajar (Koentjaraningrat, 1980 : 193).
Sejalan dengan pengertian tersebut maka tingkah laku manusia sebagai anggota masyarakat akan terikat oleh kebudayaan yang terlihat wujudnya dalam berbagai pranata yang berfungsi sebagai mekanisme kontrol bagi tingkah laku manusia (Geertz, 1973).
  Sehingga dari pengertian tersebut kita dapat mengambil kesimpulan bahwa suatu budaya dapat mempengaruhi psikologi seseorang. Secara tidak langsung adalah dalam proses adaftasi setiap individu dengan lingkungan dan kebiasaannya. Sehingga terbentuknya sikap dan tingkah laku individu dalam suatu masyarakat yang memperlihatkan psikologi setiap individu dengan lingkungan.

E.  Kenapa Ilmu Budaya Dasar harus dipelajari oleh Mahasiswa Psikologi ?

Latar belakang diberikannya IBD selain melihat konteks budaya Indonesia, juga sesuai dengan program pendidikan di Perguruan Tinggi dalam rangka menyempurnakan pembentukan sarjana Psikologi. Perguruan tinggi diharapkan dapat menghasilkan sarjana-sarjana Psikologi yang mempunyai seperangkat pengetahuan yang terdiri atas :   Kemampuan akademis yang merupakan kemampuan untuk berkomunikasi secara ilmiah, baik lisan maupun tulisan, menguasai peralatan analisis, maupun berfikir logis, kritis, sistematis, dan analitis, memiliki kemampuan konsepsional untuk mengidentifikasi dan merumuskan masalah yang dihadapi, serta mampu menawarkan alternatife pemecahannya. 


     F.   Harapan dari Pembelajaran Ilmu Budaya Dasar Untuk Mahasiswa Psikologi

 Mata kuliah ilmu budaya dasar adalah salah satu mata kuliah yang membicarakan tentang nilai-nila, tentang kebudayaan, tentang berbagai macam masalah yang dihadapi manusia dalam kehidupan sehari hari.
Kegunaan mata kuliah ini, agar lulusan sarjana Psikologi dapat mempunyai suatu kesamaan bahan pembicaraan. Adanya kesamaan ini diharapkan, agar interaksi antara intelektual kita lebih sering dengan akibat yang positif bagi pembangunan negara kita pada umumnya dan perbaikan pendidikan pada khususnya.
Mata kuliah ini diharapkan dapat membuat para mahasiswa psikologi memiliki latar belakang yang luas tentang budaya indonesia, dan diharapkan turut mendukung dan mengembangkan kebudayaan itu sendiri dengan kreatif.  Dengan adanya mata kuliah ini mahasiswa diharapkan

  •        Minat dan kebiasaan menyelidiki apa-apa yangterjadi disekitarnya dan diluar lingkungannya, menelaah apa yang dikerjakannya sendiri dan mengapa
  •       Kesadaran akan pola – pola nilai yang dianutnya serta bagaimana hubungan nilai-nilai ini dengan cara hidupnya sehari – hari
  •        Kerelaan memikirkan kembali dengan hati terbuka nilai-nilai yang dianutnya untuk mengetahui apakah dia secara berdiri sendiri dapat membenarkan nilai-nilai tersebut untuk dirinya sendiri
  •        Keberanian moral untuk mempertaruhkan nilai-nilai yang dirasanya sudah dapat diterimanya dengan penuh tanggung jawab dan sebaliknya menolak nilai-nilai yang tidak dapat dibenarkan



          G.   Contoh Fenomena yang Terjadi di Masyarakat

KEKERASAN PADA SISWA

Kekerasan dapat terjadi dimana saja, termasuk di sekolah. Berdasarkan hasil penelitian yang dilakukan oleh UNICEF (2006) di beberapa daerah di Indonesia menunjukkan bahwa sekitar 80% kekerasan yang terjadi pada siswa dilakukan oleh guru. Belakangan ini masyarakat dikejutkan dengan berita mengenai seorang guru yang menganiaya salah satu siswanya akibatnya siswa tersebut harus dirawat di rumah sakit. Di televisi juga pernah marak diberitakan mengenai siswa yang melakukan kekerasan pada siswa lainnya. Hal ini, tentunya cukup mengejutkan bagi kita. Kita tahu bahwa sekolah merupakan tempat siswa menimba ilmu pengetahuan dan seharusnya menjadi tempat yang aman bagi siswa. Namun ternyata di beberapa sekolah terjadi kasus kekerasan pada siswa yang dilakukan oleh sesama siswa, guru atau pihak lain di dalam lingkungan sekolah.
Padahal cara ini bisa menyebabkan trauma psikologis, atau siswa akan menyimpan dendam, makin kebal terhadap hukuman, dan cenderung melampiaskan kemarahan dan agresi terhadap siswa lain yang dianggap lemah. Lingkaran negatif ini jika terus berputar bisa melanggengkan budaya kekerasan di masyarakat.

SUMBER :

Senin, 05 Oktober 2015

Psikologi Umum

Pengertian psikologi

Di tinjau dari segi ilmu bahasa, kata psikologiberasal dari kata psyche artinya jiwa dan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti ilmu pengetahuan tentang jiwa atau ilmu jiwa.

5 depinisi psikologi menurut para ahli :


  1.    Menurut Wundt (dalam Devidoff,1981) psikologi itu merupakan ilmu tentang kesadaran    manusia (the science of human consciousness). Dari batasan ini dapat dikemukakan bahwa  dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran manusia. Unsur kesadaran  merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.
  2.  Woodworth dab Marquis mengajukan definisi psikologi sebagai berikut:  Psychology can be defined as the science of the activities of the individual. The word “activity” is used here in very broad sense. It includes not only motor activities like walking and speaking, but also cognitive (knowledge getting) activities like seeing, hear­ing, remembering and thinking, and emotional activities like laugh­ing and crying, and feeling or sad. (Woodworth and Marquis, 1957: 3).  Definisi ini memberikan gambaran  bahwa psikologi mempelajari aktivitas-aktivitas individu. Pengertian “aktivitas” itu luas, baik aktivitas motorik, kognitif, maupun aktivitas emosional. Walaupun Wundt menggunakan kata “kesadaran”, sedangkan Woodworthdan Marquis mengguanakan kata “aktivitas”, tetapi keduanya sebenarnya menggambarkan tentang refleksi dari kehidupan kejiwaan.
  3.  Branca (1964) menyatakan bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Hal tersebut dapat dilihat dari pernyataannya :  When the interest of men turns toward the actions of human beings, and when that interest takes the form of accurate observation, exact descriptions, and experimental study of human behavior, the science of psychology emerges. (Branca, 1964 : 2).
  4. Morgan (1984: 4) berpendapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan binatang, tetapi sebenarnya dia senada dengan Branca. Karena para ahli psikologi juga mempelajari perilaku binatang dengan maksud agar hasil penelitian tentang binatang bias dimanfaatkan dalam mempelajari perilaku manusia.
  5. Menurut Plotnik (2005) psikologi merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental.
Setelah mengamati baik pendapat Wundt, Woodworth dan Marquis, Branca, maupun pendapat Morgan serta Plotnik, tampak ada persamaan pandangan tentang psikologi. Semua tokoh tersebut sependapat bahwa psikologi merupakan ilmu pengetahuan ilmiah berdasarkan data empiris.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa psikologi adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari perilaku, sebagai manifestasi dari kesadaran, proses mental, aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional.

Sumber : Buku Psikologi Umum yang disusun oleh A.M. Heru Basuki

Riwayat Singkat 2 Ahli Dibidang Psikologi


1.     Biografi Wilhelm Maximilian Wundt
 ( Tokoh Psikologi Eksperimental )

Berkas:Wilhelm Wundt.jpg
Wilhelm Maximilian Wundt lahir pada 16 Agustus 1832 di Neckarau, dekat kota Mannheim, Grand Duchy of Baden, Jerman.  Beliau berasal dari sebuah keluarga intelektual (pendeta), putra dari seorang pendeta Lutheran. Sebagai seorang anak, Wundt kecil telah memperlihatkan temperamen yang agresif dan serius.

Saat berusia 19 tahun wundt belajar mengikuti ambisinya, yaitu belajar ilmu faal, namun karena ayahnya meninggal dunia dan kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan ia bersekolah di Universitas Tubingen, maka pada tahun 1851-1856 ia melanjutkan studi di bidang kedokteran di Universitas Heidelberg agar dapat langsung bekerja setelah lulus. Disana ia menamatkan studi kesarjanaannya serta memperoleh gelar doktor. Ia juga menamatkan kesarjanaannya dalam bidang hukum di Universitas Berlin. Selama tahun-tahun terakhir di Heidelberg ia menderita penyakit yang hampir fatal.

Beliau dikenal sebagai seorang psikolog, sosiolog, fisiolog, dokter, filsuf, ahli hukum, profesor dan seorang ilmuan yang banyak melakukan penelitian, termasuk tentang proses sensory (suatu proses yang dikelola panca indra). Dan juga dikenal sebagai penemu psikologi modern dan dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental.

Awalnya ia mengajar fifiologi di Universitas Heidelberg, ia menawarkan program pertama yang diajarkan dalam psikologi ilmiah sambil menekankan penggunaan metode eksperimental yang diambil dari ilmu-ilmu alam dan menekankan hubungan fisiologis otak dan fikiran.

Pada tahun 1864 beliau dipromosikan sebagai asisten profesor fisiolog dan ahli fisika di Heidelberg, Hermann Von Helmhotz, sebelumnya beliau belajar singkat dengan Johannes Putter Muller pada tahun 1858-1864.

Kemudian di pindahkan ke laboratorium Helmhotz. Disitulah muncul ide bahwa psikologi merupakan cabang ilmu yang mandiri dan disana juga dia menulis bukunya yang berjudul “Beitrage Zur Theorie Der Sines Wahrnemung” (persepsi yang dipengaruhi kesadaran) yang berisi ide dan pemikirannya dan mengindikasikan bahwa ia tertarik pada psikologi, dan buku tersebut diterbitkan pada tahun 1862 sebagai bukunya yang pertama.

Dalam buku itu terdapat istilah “Experimental Psycology” yang didasarkan atas eksperimen-eksperimen yang dilakukannya sendiri di laboratoriumnya sendiri. Buku lainnya diterbitkan tahun 1873 yaitu “Grund zuge der Physiologichen Psychologie” (dasar fisiologis dari gejala-gejala psikologi), yang berisi kuliah-kuliah yang diberikan Wundt tentang psikoligi dan ilmu faal.

Tahun 1867, di Heidelberg wundt membuka course dalam bidang Physiological Psychologi, yang merupakan course pertama kali di dunia tentang hal tersebut. Namun pengertian dari Physiological itu menurut Wundt adalah eksperimental. Jadi Wundt mengajar dan menulis mengenai Physiological Psychologi dalam arti Exsperimental Psychology.

Wundt menulis lebih dari 54.000 halaman (4) buku, laporan penelitian dan teori serta menghabiskan 46 tahun sisa hidupnya untuk melatih para psikolog dan menjadi pembimbing disertasi 186 doktor dari berbagai disiplin ilmu. Beberapa karyanya adalah “Kuliah pada Manusia dan Hewan Psikologi, Essay,” “Etika: Sebuah Investigasi Fakta dan Hukum Kehidupan Moral,” “Hypnotismus dan Saran ( 1892),” dan “Pengantar Psikologi”.

 Teori

Tahun 1874 wundt membuat karya tulis yang menggunakan sistem dalam psikologi yang menyelidiki pengalaman langsung (mediate experience) dari kesadaran manusia yang berjudul "Principles of Physiological Psychology". Pengalaman langsung tersebut memberikan informasi atau pengetahuan tentang sesuatu yang lain dari elemen pengalaman itu sendiri.

Pengalaman itu dijelajahi melalui introspeksi (penelitian seseorang dengan observasi dirinya sendiri mengenai keadaan psikisnya) termasuk perasaan, emosi, dan gagasan. Metode yang digunakan adalah metode observasi. Bagian sistem strukturalisme Wundt ini yang dikembangkan dan diperjuangkan oleh muridnya Titchener yang tidak dapat bersaing secara efektif dalam lingkungan Amerika fragmatis dengan pribumi.

Pada the immediate experience (pengalaman yang tidak langsung) melihat sesuatu itu tidak pada objeknya, tapi lebih pada pengalaman mengenai sesuatu tersebut. Sehingga tidak dibiasi oleh interpretasi, dalam arti pada objek sesuatu tersebut.

Pada tahun 1875, ia pindah ke Leipzig, Jerman. Di universitas Leipzig ia mendirikan phsycological institute dimana ia juga memperoleh posisi sebagai profesor. Pada tahun 1879 ia mendirikan laboratorium psikologi yang menandakan bahwa psikologi menjadi cabang ilmu yang mandiri. Sebelum tahun 1879, sudah banyak orang yang mengenal psikologi, namun belum ada yang mau mengaku menjadi sarjana psikologi. Baru setelah berdirinya laboratorium psikologi tersebut, seluruh sarjana dari seluruh dunia berkumpul untuk laboratorium tersebut, dan Wundt tidak lagi dianggap sebagai dokter dan ahli ilmu faal, karena mengadakan penelitian-penelitian di laboratorium yang ia dirikan.

Di awal berdirinya laboratorium ini, wundt membiayai dari kantongnya sendiri sebagai usaha pribadi. Baru pada tahun 1885, laboratorium ini diakui oleh universitas Leipzig secara resmi dan dibiayai. Laboratorium ini berkembang pesat sebelum gedungnya hancur pada perang dunia ke-2. Pada tahun 1881 wundt juga membuat jurnal riset yang pertama.

Dalam usahanya menyelidiki berbagai gejala kejiwaan di laboratoriumnya, Wundt banyak menggunakan metode eksperimen,karena itu ia dikenal sebagai seorang eksperimentalis. Dari itu Wundt menyadari bahwa eksperimen harus dilakukan dengan metode tertentu dan bahwa faktor pribadi tidak dapat diabaikan dalam penelitian psikologi. Karena itu Wundt menggunakan metode introspeksi atau selbsbeobachtung, dimana orang percobaan diminta untuk melihat ke dalam dirinya sendiri setelah suatu eksperimen dan menceritakan kembali apa yang dialami dan dirasakan selama eksperimen berlangsung. Karena itu Wundt dikenal sebagai seorang introspeksionis. Dalam salah satu karyanya ia menulis “Psychology begins with introspection” (Psikologi mulai dengan introspeksi).

Mengenai introspeksi, Wundt mengajukan beberapa ketentuan, yaitu (a) observer harus mampu menentukan kapan proses itu terjadi, (b) observer harus memusatkan perhatiannya, (c) observer harus mampu mengulangi observasi berulang kali, (d) eksperimenter harus mampu mengontrol manipulasi dari stimulus.

Awalnya wundt menggolongkan mind mencakup proses-proses ketidak sadaran (unconsiousness) dengan metode eksperimen (cara untuk membawa mind ke dalam batas-batas ruang lingkup natural science yang empiris dan objektif). Namun dalam perkembangannya wundt mengakui bahwa metode eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali elemen-elemen soul yang mendasar, namun masih ada proses mental yang lebih tinggi (higher mental process) yang mengintegrasikan fenomena dasar tersebut, yang muncul dalam bentuk kreatifitas mental dan menjadi kekuatan sebuah peradaban yang bersifat abadi seperti mitos, bahasa, custom dan budaya.

Wundt meninggal pada usia 88 tahun pada tanggal 31 agustus 1920 di Großbothen dekat Leipzig, Jerman. Di tahun-tahun terakhirnya Wundt berfokus pada psikologi sosial dan budaya, dan sebelum kematiannya ia telah menyelesaikan karya 10 “volumenya”, psikologi sosial. Murid bimbingan beliau diantaranya Edward B. Titchener, G. Stanley Hall, Oswald Kulpe, Hugo Munsterberg, Vladimir Bekhterev, James McKeen Cattell, Lightner Witmer.

Sumber :

encyclopedia.thefreedictionary.com



2. Biografi Sigmund Freud (Tokoh Psikoanalisis)

Hasil gambar untuk biografi Sigmund Freud


      Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia, Austria–Hongaria, sekarang Republik Ceko. Ia adalah pionir cikal bakal psikoanalisa. Saat ia berumur empat tahun keluarganya pindah ke Wina dan di situlah dia menghabiskan hampir seluruh hidupnya. Freud meraih gelar sarjana kedokteran dari Universitas Wina tahun 1881. Selama sepuluh tahun berikutnya dia melakukan penyelidikan mendalam di bidang psikologi, membentuk staf klinik psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang neurologi, bekerja di Paris bersama neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan juga bersama dokter Josef Breuer asal Wina.

Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Pada tahun 1895, bekerja sama dengan Breuer ia merilis buku pertamanya yakni Penyelidikan tentang Histeria. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling penting, meski pada awalnya penjualan buku ini lesu, namun mampu membuat namanya terkenal.

Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina. Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya menjadi ahli ilmu psikologi. Pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang terkenal.

Pada saat-saat akhir hidupnya dia terkena kanker pada tulang rahangnya dan sejak tahun 1923 dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka memulihkan kondisinya. Meski begitu, dia tetap bekerja dan menghasilkan beberapa karya penting. Di tahun 1938 saat Nazi menduduki Austria, Sigmund Freud yang sudah berusia 82 tahun dipaksa pergi ke London, setahun kemudian ia meninggal dunia yaitu pada 23 september 1939.


Psikoanalisis 

Psikoanalisis bermula dari keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat itu kedokteran dipercaya bisa menyembuhkan semua penyakit, termasuk histeria yang sangat menggejala di Wina (Freud, terj.,1991:4). Pengaruh Jean-Martin Charcot, neurolog Prancis, yang menunjukkan adanya faktor psikis yang menyebabkan histeria mendukung pula keraguan Freud pada kedokteran (Berry, 2001:15).

Sejak itu Freud dan doktor Josef Breuer menyelidiki penyebab histeria. Pasien yang menjadi subjek penyelidikannya adalah Anna O. Selama penyelidikan, Freud melihat ketidakruntutan keterangan yang disampaikan oleh Anna O. Seperti ada yang terbelah dari kepribadian Anna O. Penyelidikan-penyelidikan itu yang membawa Freud pada kesimpulan struktur psikis manusia: id, ego, superego dan ketidaksadaran, prasadar, dan kesadaran.

Freud menjadikan prinsip ini untuk menjelaskan segala yang terjadi pada manusia, antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan sadar orang sering merepresi keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa tersalurkan pada keadaan sadar, maka keinginan itu mengaktualisasikan diri pada saat tidur, ketika kontrol ego lemah.

Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:

a.    Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
b.    Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap individu dari lingkungannya.
c.    Ego, adalah pengawas realitas.


Warisan

Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas. Dia menekankan arti penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan penderitaan atas buatan sendiri serta bahkan penyakit.

Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa tertekan, sublimasi dan banyak lagi.

Berhubung banyak gagasan Freud masih bertentangan satu sama lain, amatlah sulit menempatkan kedudukannya dalam sejarah. Dia merupakan pelopor serta penggali, dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan berbagai gagasan. Tetapi, teori-teori Freud (tidak seperti Darwin atau Pasteur) tak pernah berhasil memperoleh kesepakatan dari ilmuwan dan teramat sulit untuk menyetujui bahwa gagasannya sebagai suatu kebenaran.

Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan konsep kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilah Sigmund Freud telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus complex dan kecenderungan hasrat mau mati.


Sumber :

Wikipedia