Pengertian psikologi
Di tinjau
dari segi ilmu bahasa, kata psikologiberasal dari kata psyche artinya jiwa dan logos artinya ilmu pengetahuan. Jadi psikologi berarti
ilmu pengetahuan tentang jiwa atau ilmu
jiwa.
5 depinisi
psikologi menurut para ahli :
- Menurut Wundt (dalam Devidoff,1981)
psikologi itu merupakan ilmu tentang kesadaran manusia (the science of human consciousness). Dari batasan ini dapat
dikemukakan bahwa dalam psikologi, keadaan jiwa direfleksikan dalam kesadaran
manusia. Unsur kesadaran merupakan hal yang dipelajari dalam psikologi.
- Woodworth dab Marquis mengajukan
definisi psikologi sebagai berikut: Psychology can be defined as the science of the activities of the individual. The word “activity” is used here in very broad
sense. It includes not only motor activities like walking and speaking, but also cognitive (knowledge getting) activities like seeing, hearing,
remembering and thinking, and emotional activities like laughing and crying, and feeling
or sad. (Woodworth and Marquis, 1957: 3).
Definisi ini memberikan gambaran bahwa psikologi mempelajari
aktivitas-aktivitas individu. Pengertian “aktivitas” itu luas, baik aktivitas
motorik, kognitif, maupun aktivitas emosional. Walaupun Wundt menggunakan kata
“kesadaran”, sedangkan Woodworthdan Marquis mengguanakan kata “aktivitas”,
tetapi keduanya sebenarnya menggambarkan tentang refleksi dari kehidupan
kejiwaan.
- Branca (1964) menyatakan bahwa
psikologi merupakan ilmu pengetahuan tentang perilaku manusia. Hal tersebut
dapat dilihat dari pernyataannya : When the
interest of men turns toward the actions of human beings, and when that
interest takes the form of accurate observation, exact descriptions, and
experimental study of human behavior, the science of psychology emerges. (Branca, 1964 : 2).
- Morgan (1984: 4) berpendapat bahwa
psikologi merupakan ilmu pengetahuan yang mempelajari perilaku manusia dan
binatang, tetapi sebenarnya dia senada dengan Branca. Karena para ahli
psikologi juga mempelajari perilaku binatang dengan maksud agar hasil
penelitian tentang binatang bias dimanfaatkan dalam mempelajari perilaku
manusia.
- Menurut Plotnik (2005) psikologi
merupakan studi yang sistematik dan ilmiah tentang perilaku dan proses mental.
Setelah mengamati baik pendapat Wundt,
Woodworth dan Marquis, Branca, maupun pendapat Morgan serta Plotnik, tampak ada
persamaan pandangan tentang psikologi. Semua tokoh tersebut sependapat bahwa
psikologi merupakan ilmu pengetahuan ilmiah berdasarkan data empiris.
Dengan demikian dapat disimpulkan bahwa psikologi
adalah ilmu pengetahuan (ilmiah) yang mempelajari perilaku, sebagai manifestasi
dari kesadaran, proses mental, aktivitas motorik, kognitif dan juga emosional.
Sumber : Buku Psikologi Umum yang disusun oleh
A.M. Heru Basuki
Riwayat Singkat 2 Ahli Dibidang
Psikologi
1.
Biografi Wilhelm Maximilian Wundt
( Tokoh Psikologi Eksperimental )
Wilhelm Maximilian Wundt lahir pada 16
Agustus 1832 di Neckarau, dekat kota Mannheim, Grand
Duchy of Baden, Jerman. Beliau berasal dari sebuah keluarga
intelektual (pendeta), putra dari seorang pendeta Lutheran. Sebagai seorang
anak, Wundt kecil telah memperlihatkan temperamen yang agresif dan serius.
Saat berusia 19 tahun wundt belajar mengikuti
ambisinya, yaitu belajar ilmu faal, namun karena ayahnya meninggal dunia dan
kondisi keluarga yang tidak memungkinkan untuk melanjutkan ia bersekolah di
Universitas Tubingen, maka pada tahun 1851-1856 ia melanjutkan studi di bidang
kedokteran di Universitas Heidelberg agar dapat langsung bekerja setelah lulus.
Disana ia menamatkan studi kesarjanaannya serta memperoleh gelar doktor. Ia
juga menamatkan kesarjanaannya dalam bidang hukum di Universitas Berlin. Selama
tahun-tahun terakhir di Heidelberg ia menderita penyakit yang hampir fatal.
Beliau dikenal sebagai seorang psikolog,
sosiolog, fisiolog, dokter, filsuf, ahli hukum, profesor dan seorang ilmuan
yang banyak melakukan penelitian, termasuk tentang proses sensory (suatu proses
yang dikelola panca indra). Dan juga dikenal sebagai penemu psikologi modern
dan dianggap sebagai bapak psikologi eksperimental.
Awalnya ia mengajar fifiologi di Universitas
Heidelberg, ia menawarkan program pertama yang diajarkan dalam psikologi ilmiah
sambil menekankan penggunaan metode eksperimental yang diambil dari ilmu-ilmu
alam dan menekankan hubungan fisiologis otak dan fikiran.
Pada tahun 1864 beliau dipromosikan sebagai
asisten profesor fisiolog dan ahli fisika di Heidelberg, Hermann Von Helmhotz,
sebelumnya beliau belajar singkat dengan Johannes Putter Muller pada tahun
1858-1864.
Kemudian di pindahkan ke laboratorium Helmhotz.
Disitulah muncul ide bahwa psikologi merupakan cabang ilmu yang mandiri dan
disana juga dia menulis bukunya yang berjudul “Beitrage Zur Theorie Der Sines
Wahrnemung” (persepsi yang dipengaruhi kesadaran) yang berisi ide dan
pemikirannya dan mengindikasikan bahwa ia tertarik pada psikologi, dan buku
tersebut diterbitkan pada tahun 1862 sebagai bukunya yang pertama.
Dalam buku itu terdapat istilah “Experimental
Psycology” yang didasarkan atas eksperimen-eksperimen yang dilakukannya sendiri
di laboratoriumnya sendiri. Buku lainnya diterbitkan tahun 1873 yaitu “Grund
zuge der Physiologichen Psychologie” (dasar fisiologis dari gejala-gejala
psikologi), yang berisi kuliah-kuliah yang diberikan Wundt tentang psikoligi
dan ilmu faal.
Tahun 1867, di Heidelberg wundt membuka course
dalam bidang Physiological Psychologi, yang merupakan course pertama kali di
dunia tentang hal tersebut. Namun pengertian dari Physiological itu menurut
Wundt adalah eksperimental. Jadi Wundt mengajar dan menulis mengenai
Physiological Psychologi dalam arti Exsperimental Psychology.
Wundt menulis lebih dari 54.000 halaman (4)
buku, laporan penelitian dan teori serta menghabiskan 46 tahun sisa hidupnya
untuk melatih para psikolog dan menjadi pembimbing disertasi 186 doktor dari
berbagai disiplin ilmu. Beberapa karyanya adalah “Kuliah pada Manusia dan Hewan
Psikologi, Essay,” “Etika: Sebuah Investigasi Fakta dan Hukum Kehidupan Moral,”
“Hypnotismus dan Saran ( 1892),” dan “Pengantar Psikologi”.
Teori
Tahun 1874 wundt membuat karya tulis yang
menggunakan sistem dalam psikologi yang menyelidiki pengalaman langsung
(mediate experience) dari kesadaran manusia yang berjudul "Principles of
Physiological Psychology". Pengalaman langsung tersebut memberikan
informasi atau pengetahuan tentang sesuatu yang lain dari elemen pengalaman itu
sendiri.
Pengalaman itu dijelajahi melalui introspeksi
(penelitian seseorang dengan observasi dirinya sendiri mengenai keadaan
psikisnya) termasuk perasaan, emosi, dan gagasan. Metode yang digunakan adalah
metode observasi. Bagian sistem strukturalisme Wundt ini yang dikembangkan dan
diperjuangkan oleh muridnya Titchener yang tidak dapat bersaing secara efektif
dalam lingkungan Amerika fragmatis dengan pribumi.
Pada the immediate experience (pengalaman yang
tidak langsung) melihat sesuatu itu tidak pada objeknya, tapi lebih pada
pengalaman mengenai sesuatu tersebut. Sehingga tidak dibiasi oleh interpretasi,
dalam arti pada objek sesuatu tersebut.
Pada tahun 1875, ia pindah ke Leipzig, Jerman.
Di universitas Leipzig ia mendirikan phsycological institute dimana ia juga
memperoleh posisi sebagai profesor. Pada tahun 1879 ia mendirikan laboratorium
psikologi yang menandakan bahwa psikologi menjadi cabang ilmu yang mandiri.
Sebelum tahun 1879, sudah banyak orang yang mengenal psikologi, namun belum ada
yang mau mengaku menjadi sarjana psikologi. Baru setelah berdirinya
laboratorium psikologi tersebut, seluruh sarjana dari seluruh dunia berkumpul
untuk laboratorium tersebut, dan Wundt tidak lagi dianggap sebagai dokter dan
ahli ilmu faal, karena mengadakan penelitian-penelitian di laboratorium yang ia
dirikan.
Di awal berdirinya laboratorium ini, wundt
membiayai dari kantongnya sendiri sebagai usaha pribadi. Baru pada tahun 1885,
laboratorium ini diakui oleh universitas Leipzig secara resmi dan dibiayai.
Laboratorium ini berkembang pesat sebelum gedungnya hancur pada perang dunia
ke-2. Pada tahun 1881 wundt juga membuat jurnal riset yang pertama.
Dalam usahanya menyelidiki berbagai gejala
kejiwaan di laboratoriumnya, Wundt banyak menggunakan metode eksperimen,karena
itu ia dikenal sebagai seorang eksperimentalis. Dari itu Wundt menyadari bahwa
eksperimen harus dilakukan dengan metode tertentu dan bahwa faktor pribadi tidak
dapat diabaikan dalam penelitian psikologi. Karena itu Wundt menggunakan metode
introspeksi atau selbsbeobachtung, dimana orang percobaan diminta untuk melihat
ke dalam dirinya sendiri setelah suatu eksperimen dan menceritakan kembali apa
yang dialami dan dirasakan selama eksperimen berlangsung. Karena itu Wundt
dikenal sebagai seorang introspeksionis. Dalam salah satu karyanya ia menulis
“Psychology begins with introspection” (Psikologi mulai dengan introspeksi).
Mengenai introspeksi, Wundt mengajukan beberapa
ketentuan, yaitu (a) observer harus mampu menentukan kapan proses itu terjadi,
(b) observer harus memusatkan perhatiannya, (c) observer harus mampu mengulangi
observasi berulang kali, (d) eksperimenter harus mampu mengontrol manipulasi
dari stimulus.
Awalnya wundt menggolongkan mind mencakup
proses-proses ketidak sadaran (unconsiousness) dengan metode eksperimen (cara
untuk membawa mind ke dalam batas-batas ruang lingkup natural science yang
empiris dan objektif). Namun dalam perkembangannya wundt mengakui bahwa metode
eksperimental dalam psikologi fisiologi sangat kuat untuk menggali
elemen-elemen soul yang mendasar, namun masih ada proses mental yang lebih
tinggi (higher mental process) yang mengintegrasikan fenomena dasar tersebut,
yang muncul dalam bentuk kreatifitas mental dan menjadi kekuatan sebuah
peradaban yang bersifat abadi seperti mitos, bahasa, custom dan budaya.
Wundt meninggal pada usia 88 tahun pada tanggal
31 agustus 1920 di Großbothen dekat Leipzig, Jerman. Di tahun-tahun terakhirnya
Wundt berfokus pada psikologi sosial dan budaya, dan sebelum kematiannya ia
telah menyelesaikan karya 10 “volumenya”, psikologi sosial. Murid bimbingan
beliau diantaranya Edward B. Titchener, G. Stanley Hall, Oswald Kulpe, Hugo
Munsterberg, Vladimir Bekhterev, James McKeen Cattell, Lightner Witmer.
Sumber :
encyclopedia.thefreedictionary.com
2. Biografi Sigmund Freud (Tokoh
Psikoanalisis)
Sigmund Freud lahir pada tanggal 6 Mei 1856 di Freiberg,
Moravia, Austria–Hongaria, sekarang Republik Ceko. Ia adalah pionir cikal bakal
psikoanalisa. Saat ia berumur empat tahun keluarganya pindah ke Wina dan di
situlah dia menghabiskan hampir seluruh hidupnya. Freud meraih gelar sarjana
kedokteran dari Universitas Wina tahun 1881. Selama sepuluh tahun berikutnya
dia melakukan penyelidikan mendalam di bidang psikologi, membentuk staf klinik
psikiatri, melakukan praktek pribadi di bidang neurologi, bekerja di Paris
bersama neurolog Perancis kenamaan Jean Charcot dan juga bersama dokter Josef
Breuer asal Wina.
Gagasan Freud di bidang psikologi berkembang tingkat demi tingkat. Pada tahun
1895, bekerja sama dengan Breuer ia merilis buku pertamanya yakni Penyelidikan
tentang Histeria. Buku berikutnya Tafsir Mimpi terbit tahun 1900. Buku ini
merupakan salah satu karyanya yang paling orisinal dan sekaligus paling
penting, meski pada awalnya penjualan buku ini lesu, namun mampu membuat
namanya terkenal.
Di tahun 1902 dia mengorganisir kelompok diskusi masalah psikologi di Wina.
Salah seorang anggota pertama yang menggabungkan diri adalah Alfred Adler, dan
beberapa tahun kemudian ikut pula Carl Yung. Kedua orang itu akhirnya menjadi
ahli ilmu psikologi. Pada tahun 1908 tatkala Freud memberi serangkaian ceramah
di Amerika Serikat, Freud sudah jadi orang yang terkenal.
Pada saat-saat akhir hidupnya dia terkena kanker pada tulang rahangnya dan
sejak tahun 1923 dia mengalami pembedahan lebih dari tiga puluh kali dalam rangka
memulihkan kondisinya. Meski begitu, dia tetap bekerja dan menghasilkan
beberapa karya penting. Di tahun 1938 saat Nazi menduduki Austria, Sigmund
Freud yang sudah berusia 82 tahun dipaksa pergi ke London, setahun kemudian ia
meninggal dunia yaitu pada 23 september 1939.
Psikoanalisis
Psikoanalisis bermula dari keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat itu
kedokteran dipercaya bisa menyembuhkan semua penyakit, termasuk histeria yang
sangat menggejala di Wina (Freud, terj.,1991:4). Pengaruh Jean-Martin Charcot,
neurolog Prancis, yang menunjukkan adanya faktor psikis yang menyebabkan
histeria mendukung pula keraguan Freud pada kedokteran (Berry, 2001:15).
Sejak itu Freud dan doktor Josef Breuer menyelidiki penyebab histeria. Pasien
yang menjadi subjek penyelidikannya adalah Anna O. Selama penyelidikan, Freud
melihat ketidakruntutan keterangan yang disampaikan oleh Anna O. Seperti ada
yang terbelah dari kepribadian Anna O. Penyelidikan-penyelidikan itu yang
membawa Freud pada kesimpulan struktur psikis manusia: id, ego, superego dan
ketidaksadaran, prasadar, dan kesadaran.
Freud menjadikan prinsip ini untuk menjelaskan segala yang terjadi pada
manusia, antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran
dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan sadar orang sering merepresi
keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa tersalurkan pada keadaan sadar, maka
keinginan itu mengaktualisasikan diri pada saat tidur, ketika kontrol ego
lemah.
Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak (gerakan otot)
maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh peristiwa mental
sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan tidak kita sadari
namun bisa kita akses (preconscious) dan ada yang sulit kita bawa ke alam tidak
sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur mental
yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:
a. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan
kesenangan semata.
b. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial
yang diserap individu dari lingkungannya.
c. Ego, adalah pengawas realitas.
Warisan
Sumbangsih Freud dalam bidang teori psikologi begitu luas. Dia menekankan arti
penting yang besar mengenai proses bawah sadar sikap manusia. Dia tunjukkan
betapa proses itu mempengaruhi isi mimpi dan menyebabkan omongan-omongan yang
meleset atau salah sebut, lupa terhadap nama-nama dan juga menyebabkan
penderitaan atas buatan sendiri serta bahkan penyakit.
Freud mengembangkan teknik psikoanalisa sebagai suatu metode penyembuhan
penyakit kejiwaan, dan dia merumuskan teori tentang struktur pribadi manusia
dan dia juga mengembangkan atau mempopulerkan teori psikologi yang bersangkutan
dengan rasa cemas, mekanisme mempertahankan diri, ihwal pengkhitanan, rasa
tertekan, sublimasi dan banyak lagi.
Berhubung banyak gagasan Freud masih bertentangan satu sama lain, amatlah sulit
menempatkan kedudukannya dalam sejarah. Dia merupakan pelopor serta penggali,
dengan bakat serta kecerdasan luar biasa yang menghasilkan berbagai gagasan.
Tetapi, teori-teori Freud (tidak seperti
Darwin atau
Pasteur)
tak pernah berhasil memperoleh kesepakatan dari ilmuwan dan teramat sulit untuk
menyetujui bahwa gagasannya sebagai suatu kebenaran.
Pendapat-pendapatnya di bidang psikologi sepenuhnya telah merevolusionerkan
konsep kita tentang pikiran manusia, dan banyak gagasan serta istilah-istilah
Sigmund Freud telah digunakan oleh umum-misalnya: ego, super ego, Oedipus
complex dan kecenderungan hasrat mau mati.
Sumber :
Wikipedia